Senin, 05 Oktober 2009

Varietas Keprok yang menawan



hmm banyak varietas yang menarik ya

DATANGLAH KE BAGIAN BUAH-BUAHAN DI PASAR SWALAYAN. LALU MASUK KE DERETAN JERUK-JERUKAN. NISCAYA TUMPUKAN JERUK PONKAN KERAP KALI DOMINAN. PENAMPILAN MENARIK: WARNA KULIT JINGGA TERANG, UKURAN BESAR, RASA MANIS DENGAN BANYAK AIR, DAN TANPA BIJI MEMBUAT KEPROK IMPOR DARI TAIWAN ITU JADI FAVORIT PEMBELI. TAHUKAH ANDA NUN DI JEPARA, JAWA TENGAH, ADA KEPROK SETARA PONKAN?

Keprok itu membikin khalayak penonton dan juri lomba jeruk Pekan Flora dan Flori 2009 di Tangerang, Banten, tercengang. Keprok jepara berkulit kuning mengkilap agak kemerahan dan gampang dikupas. Rasanya manis segar, berbiji sedikit, dan berair banyak. Pendek kata Citrus reticulata yang dipetik dari tanaman di ketinggian 300 m dpl itu pantas bersanding dengan ponkan.

Pantas bila Sobir PhD memuji habis keprok jepara. 'Keprok berwarna cerah biasanya tumbuh di dataran di atas 700 m dpl. Sangat jarang keprok di dataran rendah berwarna kuning mengkilap,' kata kepala Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB itu. Umumnya keprok yang tumbuh di dataran rendah berkulit hijau meski telah matang. Sebut saja keprok wangkang dan terigas yang masing-masing berasal dari Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Keduanya di tepi pantai.

Di dataran tinggi kulit keprok kuning atau jingga cerah karena perbedaan suhu siang dan malam yang tegas. 'Di saat siang panas dan malam dingin, warna bisa muncul optimal,' kata Agus Sugiyatno, peneliti jeruk di Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) di Batu, Jawa Timur. Maka tengoklah keprok soe yang tumbuh di Kecamatan Molo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, berketinggian 800 - 1.200 m dpl. Keprok itu menghasilkan warna paling top: kuning terang dan merata. Rasanya manis menyegarkan.

Contoh lain keprok batu 55 dan keprok gayo. Semua berketinggian di atas 750 m dpl. Di luar 'habitatnya' keprok-keprok itu warnanya memudar meski dari segi rasa masih enak. 'Jeruk tergolong tanaman yang memiliki heterogenitas tinggi,' kata Chaireni Martasari MSi, pemulia jeruk di Balitjestro. Artinya, sifat genetik yang terekspresi bisa berbeda-beda sesuai dengan kondisi lingkungan.
Mandarin

Masalahnya luas areal dataran tinggi di Indonesia hanya 40% dari total daratan. Dataran tinggi juga banyak dialokasikan untuk kawasan konservasi. Sisanya dataran rendah. Di dataran rendah jeruk didominasi siam. Dari total luasan penanaman jeruk pada 2007 yang mencapai 63.431 ha, 80% di antaranya siam. Keprok? Hanya 8%. Padahal, menurut Ir Arry Supriyanto MS, kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Kalimantan Barat, hanya keprok yang bisa menyaingi penampilan dan rasa jeruk impor yang membanjir sejak 10 tahun terakhir.

'Hampir 90% jeruk impor jenisnya memang keprok atau hibridnya. Mereka disebut keprok mandarin,' kata mantan kepala Balitjestro itu. Mandarin merujuk pada jeruk asal China dengan karakter khas: kulit regas mudah dikupas, beraroma lembut, dan rasanya manis bercampur asam. Beda dengan jeruk siem yang berkulit tipis, agak susah dikupas, dan meninggalkan rasa pahit setelah konsumsi. Nama itu muncul sejak perdagangan zaman VOC.

Dari fakta itu Arry pun menduga keprok masuk ke Indonesia pada zaman Belanda. 'Terutama masuk ke daerah-daerah wisata di dataran tinggi. Di saat orang Belanda bertamasya, mereka menyantap jeruk asal China. Biji yang berceceran itulah yang tumbuh,' tutur Arry. Ambil contoh Batu, Jawa Timur, dan Berastagi, Sumatera Utara. Karena berasal dari biji dan tumbuh di daerah yang berbeda dengan asalnya, maka keprok di Indonesia seolah-olah beragam, padahal sama: Citrus reticulata.

Meski seluruh keprok itu mirip, Arry menyarankan penanaman keprok disesuaikan dengan daerah asal penanaman. Pekebun di dataran rendah, tanam keprok dataran rendah. Di dataran tinggi, pilih yang dataran tinggi. Jangan salah pilih karena masing-masing jenis sudah beradaptasi di habitatnya,' kata Arry.
Ponkan dan tankan

Di negeri leluhurnya keprok pun terbagi atas keprok dataran tinggi dan rendah. Yang tumbuh di dataran tinggi disebut tankan. Habitat aslinya daerah berbukit nan sejuk berketinggian 550 - 800 m dpl di China bagian selatan. Buah tankan hanya berkualitas bila ditanam di daerah sejuk seperti itu. Bila matang, kulit buah kuning agak licin. Aroma harum dan rasanya menyegarkan. Jeruk tankan termasuk paling sering diimpor ke Indonesia.

Taiwan juga mengembangkan keprok dataran rendah - populer dengan sebutan ponkan. Cikal bakalnya adalah keprok subtropik asal India yang dikembangkan sejak 1775. Sentranya di daerah berketinggian 200 - 400 m dpl. Diduga keprok dataran rendah di Indonesia berasal dari ponkan. Dugaan lain, itu adalah jenis dari dataran tinggi yang beradaptasi di dataran rendah.

Di tanahair hingga 2008, Departemen Pertanian telah melepas 18 keprok. Menurut Ir A Widodo Heru MSc, kepala seksi Teknologi Tanaman Perdu Direktorat Budidaya Tanaman Buah Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian RI, sebanyak 11 di antaranya tergolong keprok dataran menengah dan tinggi.

Kini pilihan untuk berkebun di dataran rendah makin banyak dengan kemunculan keprok terigas dan jepara. Apalagi dari segi penampilan dan kualitas menyaingi jenis impor. Mereka yang diharapkan menjadi bintang di dataran rendah. (Destika Cahyana/Peliput: Nesia Artdiyasa)
Para Pesaing Jeruk Impor
Jenis keprok Soe
Asal Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Jingga mengkilap dan seragam
Lokasi tumbuh Dataran tinggi 800 - 1.200 m dpl
Jenis keprok Madura
Asal Madura, Jawa Timur
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Hijau kekuningan
Lokasi tumbuh Dataran rendah kurang dari 300 m dpl
Jenis keprok Tejakula
Asal Tejakula, Bali
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Hijau kekuningan
Lokasi tumbuh Dataran rendah kurang dari 400 m dpl
Jenis keprok Gayo
Asal Gayo, Nangroe Aceh Darussalam
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Kuning mengkilap
Lokasi tumbuh Dataran tinggi di atas 700 m dpl
Jenis keprok Batu 55
Asal Batu, Jawa Timur
Rasa buah Manis sedikit asam segar
Warna kulit buah Jingga
Lokasi tumbuh Dataran tinggi di atas 700 m dpl
Jenis keprok Garut
Asal Garut, Jawa Barat
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Hijau kekuningan
Lokasi tumbuh Dataran tinggi di atas 700 m dpl
Jenis keprok Kacang
Asal Solok, Sumatera Barat
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Hijau kekuningan
Lokasi tumbuh Dataran rendah kurang dari 400 m dpl
Jenis keprok Borneo prima
Asal Kutai Timur, Kalimantan Timur
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Kuning
Lokasi tumbuh Dataran rendah kurang dari 400 m dpl
Jenis keprok Madu terigas
Asal Sambas, Kalimantan Barat
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Hijau kekuningan
Lokasi tumbuh Dataran rendah kurang dari 400 m dpl
Jenis keprok Wangkang
Asal Ketapang, Kalimantan Barat
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Hijau kekuningan
Lokasi tumbuh Dataran rendah kurang dari 400 m dpl
Jenis keprok Selayar
Asal Selayar, Sulawesi Selatan
Rasa buah Manis berair
Warna kulit buah Kuning kehijauan sampai kuning
Lokasi tumbuh Dataran rendah 5 - 130 m dpl dan bisa beradaptasi pada lahan berbatu.
Jenis keprok Pulau tengah
Asal Kerinci, Jambi
Rasa buah Manis dengan tekstur halus
Warna kulit buah Hijau kekuningan sampai jingga
Lokasi tumbuh Dataran tinggi 800 m dpl
Jenis keprok Pulung
Asal Ponorogo, Jawa Timur
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Kuning kehijauan
Lokasi tumbuh Dataran menengah sampai tinggi berketinggian 450 - 1.200 m dpl
Jenis keprok Grabag
Asal Magelang, Jawa Tengah
Rasa buah Manis asam segar
Warna kulit buah Jingga
Lokasi tumbuh Dataran rendah kurang dari 400 m dpl
Jenis keprok Brastepu
Asal Karo, Sumatera Utara
Rasa buah Manis segar dan harum
Warna kulit buah Hijau kekuningan dengan permukaan halus
Lokasi tumbuh Dataran tinggi di atas 700 m dpl
Jenis keprok Tawangmangu
Asal Karanganyar, Jawa Tengah
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Hijau sampai hijau kekuningan
Lokasi tumbuh Dataran tinggi di atas 700 m dpl
Jenis keprok Siompu
Asal Buton, Sulawesi Tenggara
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Kuning sampai jingga
Lokasi tumbuh Dataran rendah sampai menengah 25 - 500 m dpl
Jenis keprok Sipirok
Asal Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Rasa buah Manis, harum, dan tekstur halus
Warna kulit buah Kuning sampai jingga jika di daerah asal, kuning kehijauan di daerah lain
Lokasi tumbuh Dataran menengah 600 - 800 m dpl
Jenis keprok Frimong
Asal Australia
Rasa buah Manis sedikit asam
Warna kulit buah Jingga
Lokasi tumbuh Dataran menengah sampai tinggi
Jenis keprok Conmune
Asal Eropa
Rasa buah Manis segar
Warna kulit buah Jingga
Lokasi tumbuh Dataran tinggi 800 m dpl

daging buah durian bawor



hmm jadi kepengen nyobain..

Bantal Emas dari Banyumas lebih cepat berbuah



hmm hebat banget yaa..

Menyebut Alasmalang pada warga Kemranjen, Banyumas, dua tahun silam ibarat menyodorkan sebuah tempat terpencil yang dilingkupi jalanan berbatu terjal. Medan berat dengan bongkah batu berikut tanah amblas layaknya sungai kering bakal menjemput. Kendaraan amat sulit melintas. Praktis warga Alasmalang susah beranjak dari kampungnya. Kini, berkat durian unggul, harta warisan terpendam di sana, jalanan mulus dibangun. Semulus niat mania durian untuk berburu bantal emas di Alasmalang.

Begitulah Alasmalang saat ini. Desa yang dilingkupi 3 desa lain: Karangjati, Kecila, dan Karangsalam, itu semula daerah terisolir. Namun, sejak potensi durian di desa itu terkuak, jalan akses ke Alasmalang dibuka lebar-lebar oleh pemerintah daerah setempat. Aroma kelezatan durian-durian lokal unggul menguar hingga Jakarta, Malang, Kendari, Sumatera, dan Kalimantan Barat. Cita rasa manis dan legit yang tak ada bandingnya membuat durian Alasmalang dicari pasar.

Pantas sejak setahun silam potensi durian golden pillow alias bantal emas mulai tergarap apik. Kebun-kebun durian liar ditata rapi demi mendukung wisata durian saat musim petik tiba. Hutan durian berbatu terjal menjadi lembar kenangan bagi Alasmalang. Kini aspal hot mix membelah desa sentra durian unggul di Banyumas itu.
Ramai terus

Berkendara mobil, Trubus melaju menuju kampung kadu - sebutan durian dalam bahasa Sunda - Alasmalang. Saat itu senja baru saja jatuh. Setelah melewati jalan aspal berliku yang naik turun sepanjang 5 km, Trubus tiba di desa berketinggian 600 m dpl itu. Di sisi kiri-kanan jalan, pohon durian kerap dijumpai di depan rumah-rumah penduduk yang terlewati. Harap maklum, 'Menanam durian budaya sejak dulu, jadi dipastikan hampir setiap rumah ada,' tutur Ery Prahasto, kepala Seksi Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Banyumas.

Saat matahari hampir terbenam di ufuk barat Trubus menyinggahi kebun durian Sarno Ahmad Darsono di ujung desa. Bukannya sepi, kedai durian di tengah kebun itu justru kian riuh disambangi pembeli di senja hari.

Setidaknya ada 5 rombongan yang berkunjung ke kedai durian 'Sarakapita' miliknya. Tiap setengah jam satu dua rombongan hadir meramaikan. Kebun seluas 2 kali lapangan voli yang dihiasi kolam gurami itu pun tampak sesak dijejali pemburu durian dari berbagai daerah.

Di kebunnya tampak 30 pohon durian setinggi 2,5 - 3 m. Meski diameter batang cuma 25 - 30 cm, sang pohon digelayuti belasan buah di rantingnya. Itu karena pria kelahiran Banyumas itu menerapkan sistem susuan pada bibit duriannya. Bibit diperbanyak dengan sistem kaki empat. Pohon induk ditanam di tengah, di sekelilingnya 4 biji ditumbuhkan. Bila tanaman dari biji telah berumur sekitar 3 bulan, penyambungan tanaman induk segera dilakukan. Hasilnya tanaman terkesan berkaki empat. Selang 2 tahun, tanaman belajar berbuah.

Dari kebun 'mini' itulah Sarno rutin menuai ratusan buah dari 30 pohon yang sudah berproduksi. Dari Alasmalang pula pesanan buah lezat anggota famili Bombaceae seakan mengalir setiap musim untuk memenuhi pesanan. Sebut saja Tasam, Yono, Sunarto, Tori, Adam, dan Junaidi, merupakan sederet pekebun durian lain di Alasmalang yang kebunnya tak pernah sepi dari pembeli.

'Pesanan sudah ada sejak buah masih seukuran kepalan tangan di pohon,' tutur Sarno. Pantas jika kerap dijumpai durian yang dilekati nama-nama pemesan di permukaan kulit.

Meski begitu Sarno tak merasa kesulitan pasokan. Sebab seluruh pekebun durian di Alasmalang tergabung dalam Paguyuban Petani Durian Unggul Kemranjen (PPDUK) yang saling menopang kebutuhan durian di tiap kebun.
Legitnya selangit

Sejak dulu Alasmalang kesohor sebagai gudang durian lokal unggul. 'Dulu orang rela bersusah payah menempuh perjalanan demi nikmatnya durian di sana,' tutur Ery Prahasto.

Sekarang bila datang Desember, pesanan durian matang pohon banyak mampir di kebun-kebun petani durian yang tinggal nun 15 km dari kota Purwokerto itu. Pesanan tak akan terputus hingga Maret menjelang, saat panen king of the fruits sebentar lagi usai.

Selama musim durian, sepanjang jalur Kemranjen - Tangeran penjaja Durio zibethinus berderet menunggu pembeli. Tumpukan raja buah tampak meraja di kios-kios sederhana di tepian jalan. Itu semua ibarat gerbang menuju sentra durian yang sebenarnya; Alasmalang, yang terletak di tengah jalur Kemranjen - Tangeran. Semerbak aroma durian mulai tercium sejak Karangsalam, desa tetangga.

Salah satu jenis unggul yang banyak dicari adalah bawor yang memenangi lomba buah di Kabupaten Banyumas pada 2005 dan mendapat penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional 2004. Durian yang dijadikan maskot Banyumas itu berukuran bongsor 6 - 7 kg per butir, kulit buah kuning, duri tajam, dan mudah dibuka. Ketika dibelah bawor menebarkan aroma wangi. Paduan itu jelas menggugah selera. Trubus pun mencicipi, rasanya benar-benar manis dan legit.

Menurut Sarno induk durian bawor berumur lebih dari 100 tahun di salah satu kebun milik petani. Diameter pohonnya lebih dari 3 m. Namun hingga kini masih sanggup berproduksi mencapai 100 buah per musim.
Bantal emas

Selain durian bawor, Alasmalang gudang beraneka jenis bantal emas. 'Ada lebih dari 15 macam durian lokal unggul di sini,' ujar Ery Prahasto dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Banyumas. Sebut saja sibakul, bagong, mitro, krengseng, simimang, ketanda, jingga, oneng, kumbakarna, sikirik, sitokong, dan beberapa jenis lain tanpa nama, tumbuh subur di sana. Sayangnya semua durian itu tak berbuah sehingga Trubus tak bisa turut mencicipi.

Kabarnya kelezatan durian-durian itu berbeda masing-masing jenis. Sibakul istimewa lantaran warna buah kuning cerah dan menarik dengan ukuran mini. Bagong diminati karena ukurannya jumbo mencapai 6 - 8 kg per buah. Bila tergolong mania durian bercita rasa pahit, mitro layak jadi pilihan, kandungan alkohol tinggi menjadikannya kurang manis.

Si manis krengseng makin memikat karena daging buah tebal hingga 2 cm. Ketanda lain lagi, ukurannya kecil, kulit buah tipis, mudah dibuka, dan daging buah empuk. Si jingga menyajikan warna oranye seronok dan kelegitan yang tak tertandingi. Kecantikan durian oneng makin menawan lantaran ketebalan daging dan ukuran biji kecil alias kisut. Para anggota famili Bombaceae itu bisa didapat di kebun-kebun durian Alasmalang, jika pohon tak merontokkan bunganya.

Durian yang banyak dituai musim ini di antaranya jenis monthong, kani, sunan, dan petruk. Jenis-jenis itu berbuah lebat di tiap tempat di Alasmalang. Kelezatannya tak kalah dibandingkan durian-durian introduksi Thailand. Dengan harga Rp10.000 - Rp15.000 per kg, durian Alasmalang terbilang murah dibandingkan durian impor. Pantas jika tamu-tamu yang hadir berwisata tak sedikit pun kecewa meski tak dihidangi durian khas Alasmalang.

Begitu banyak durian unggul di Alasmalang yang selama ini belum dikenal para mania si raja buah. Jika selama ini Anda berburu ke Pandeglang, Jepara, Subang, atau Jonggol, musim durian tahun ini Alasmalang layak masuk agenda tujuan untuk disambangi. Musim buah di sana jatuh pada Desember - Maret. Namun, beberapa jenis masih dapat dinikmati hingga April.

Durian Monthong Hasil Gravitasi lebih Besar dan Dahsyat



ckkk ckkk hebat banget ya,kelak suatu saat..aku..

Durian Monthong Hasil Gravitasi lebih Besar dan Dahsyat



TEORI GRAVITASI YANG DICETUSKAN SIR ISAAC NEWTON 322 TAHUN SILAM TERNYATA TAK HANYA BERLAKU DI ILMU FISIKA DAN ASTRONOMI. LOGIKA ILMUWAN INGGRIS ITU JUGA BERGUNA DI DUNIA PERTANIAN. DALAM BUKUNYA PRINCIPIA, NEWTON MENYEBUT: 'DUA BENDA YANG TERPISAH CENDERUNG SALING TARIK- MENARIK. KEKUATAN TARIKAN MASING-MASING BENDA ITU BERBANDING LURUS DENGAN MASSA BENDA DAN BERBANDING TERBALIK DENGAN KUADRATJARAKNYA.'

Secara sederhana teori itu menunjukkan, semakin jauh jarak kedua benda, maka semakin kecil pengaruh kekuatan tarikannya. Contohnya pada gravitasi matahari. Pengaruh gravitasi matahari di planet merkurius yang dekat matahari tentu jauh lebih besar ketimbang di planet bumi yang jauh. Beruntung merkurius berotasi saat mengelilingi matahari-untuk mengimbanginya-sehingga tidak tersedot ke matahari. Pun dengan bumi, ia juga berputar di sumbunya meski pengaruh gravitasi matahari jauh lebih kecil.

Logika itujuga berlaku di dunia pertanian, khususnya buah-buahan. Bedanya kekuatan gaya tarik menggambarkan ukuran dan kualitas buah. Massa benda mewakili diameter batang atau cabang. Dan kuadrat jarak menggambarkan posisi buah di batang dan cabang serta kedudukannya dari permukaan tanah. Artinya, ukuran dan kualitas buah semakin baik bila muncul di batang atau cabang yang berdiameter besar serta jaraknya dekat dengan permukaan tanah atau batang utama. Sebaliknya, semakin kecil cabang tempat buah menggantung dan semakin jauh buah dari permukaan tanah, maka ukuran dan kualitas buah kian menurun.
Monthong 13,5 kg

Tak percaya? Tengok saja durian di kebun Plantera Fruit Paradise di Ngebruk, Kendal, Jawa Tengah. Buah yang muncul dekat permukaan tanah dan dekat batang ukurannya jauh lebih besar ketimbang yang jauh dari permukaan tanah dan batang. Kualitas buah juga jauh lebih baik. 'Semakin dekat jarak buah ke permukaan tanah dan batang, buah lebih manis dan legit,' kata Pien Sanjaya, asisten direktur produksi PT Cengkeh Zanzibar di Kendal, Jawa Tengah.

Di sana Trubus melihat monthong yang muncul dekat permukaan tanah dan dekat batang bobotnya 13,5 kg. Jaraknya hanya 60 cm dari permukaan tanah dan 25 cm dari batang utama. 'Biasanya yang dekat batang berbobot 5-7 kg, yang jauh 3-4 kg,' ungkap Pien. Buah dikatakan jauh dari batang utama bila berjarak lebih dari 1 m. Untuk memperoleh buah di dekat permukaan tanah dan batang, Pien hanya mempertahankan dompolan bunga yang muncul di sana. Pada durian umur 3 tahun, yang dipilih ialah cabang pertama dari permukaan tanah. Satu dompol berisi 10-15 bunga. Bunga yang muncul ditempat lain dirompes.

Dengan alasan serupa Jerry Suwanto SSn, pemilik Ndeso Buah, di Karanganyar, Jawa Tengah, hanya mempertahankan bunga durian yang letaknya dekat batang utama agar menjadi buah.

Itu karena umur pohon sudah cukup dewasa, 8-9 tahun, sehingga lingkar batang utama sudah lebih besar daripada paha orang dewasa. 'Saat muda dulu, hanya yang dekat permukaan tanah yang dibuahkan. Sekarang karena diameter batang tambah besar agak jauh juga tak masalah,' kata perancang interior itu.
Efektif

Sejatinya, logika ala Newton itu sudah diterapkan pekebun di Thailand dan Taiwan. Pekebun durian di negeri Siam memotong pucuk batang utama durian agar sosok pohon tetap pendek sejak awal 90-an. Sebut saja di Supatra Land. Pohon durian umur 10 tahun di sana hanya setinggi 3-5 m. Tujuan utamanya agar perawatan pohon dan buah mudah. Panen pun gampang. Teknik itu ternyata bermanfaat ganda karena ukuran buah dan kualitas buah menjadi lebih baik.

Di Taiwan teori Newton digunakan pada jambu air dan belimbing sejak pertengahan 90-an. Di sana jambu air produksi komersial tingginya hanya 3-4 m. Bandingkan dengan jambu air di tanahair yang tumbuh meninggi dengan letak buah tidak beraturan. Di sana buah yang dipertahankan hanya yang dekat batang atau pada cabang yang kuat. Wartawan Trubus, Onny Untung, sempat mencicip jambu air di Taiwan pada 2003. Buah yang dipetik dari dekat batang berukuran besar, hampir 250 g. Rasa manis pun lengket di lidah. Pun belimbing, cabang buah bintang itu dibuat horizontal agar tidak tinggi.

Menurut Dr Ir Reza Tirtawinata, pakar buah di Bogor, sosok dan struktur tanaman yang ringkas dan kompak kunci keberhasilan Taiwan memproduksi jambu air. Pekebun di sana membuat jarak antara ujung akar dengan ujung tajuk daun sependek mungkin. 'Penyaluran air dan unsur hara dari akar ke tajuk efisien. Begitu juga hasil fotosintesis dari daun yang disalurkan ke seluruh bagian tanaman benar-benar efektif,' katanya.

Yang lebih menarik pekebun Taiwan mengatur pembuahan dengan teknik pengeratan batang. Pengeratan dilakukan dekat permukaan tanah, bahkan di bawah permukaan tanah dengan cara menggali tanah di sekitar batang. Lebar keratan hanya 0,5-1 cm. Pada saat luka berangsur sembuh mereka menimbun luka dengan tanah yang telah dicampur pupuk. Dari bekas keratan tumbuh akar baru yang menjadi jalan pintas penyaluran air dan unsur hara. 'Dengan cara itu aliran air dan hara lebih efektif lagi,' tutur Reza.