Senin, 05 Oktober 2009

Durian Monthong Hasil Gravitasi lebih Besar dan Dahsyat



TEORI GRAVITASI YANG DICETUSKAN SIR ISAAC NEWTON 322 TAHUN SILAM TERNYATA TAK HANYA BERLAKU DI ILMU FISIKA DAN ASTRONOMI. LOGIKA ILMUWAN INGGRIS ITU JUGA BERGUNA DI DUNIA PERTANIAN. DALAM BUKUNYA PRINCIPIA, NEWTON MENYEBUT: 'DUA BENDA YANG TERPISAH CENDERUNG SALING TARIK- MENARIK. KEKUATAN TARIKAN MASING-MASING BENDA ITU BERBANDING LURUS DENGAN MASSA BENDA DAN BERBANDING TERBALIK DENGAN KUADRATJARAKNYA.'

Secara sederhana teori itu menunjukkan, semakin jauh jarak kedua benda, maka semakin kecil pengaruh kekuatan tarikannya. Contohnya pada gravitasi matahari. Pengaruh gravitasi matahari di planet merkurius yang dekat matahari tentu jauh lebih besar ketimbang di planet bumi yang jauh. Beruntung merkurius berotasi saat mengelilingi matahari-untuk mengimbanginya-sehingga tidak tersedot ke matahari. Pun dengan bumi, ia juga berputar di sumbunya meski pengaruh gravitasi matahari jauh lebih kecil.

Logika itujuga berlaku di dunia pertanian, khususnya buah-buahan. Bedanya kekuatan gaya tarik menggambarkan ukuran dan kualitas buah. Massa benda mewakili diameter batang atau cabang. Dan kuadrat jarak menggambarkan posisi buah di batang dan cabang serta kedudukannya dari permukaan tanah. Artinya, ukuran dan kualitas buah semakin baik bila muncul di batang atau cabang yang berdiameter besar serta jaraknya dekat dengan permukaan tanah atau batang utama. Sebaliknya, semakin kecil cabang tempat buah menggantung dan semakin jauh buah dari permukaan tanah, maka ukuran dan kualitas buah kian menurun.
Monthong 13,5 kg

Tak percaya? Tengok saja durian di kebun Plantera Fruit Paradise di Ngebruk, Kendal, Jawa Tengah. Buah yang muncul dekat permukaan tanah dan dekat batang ukurannya jauh lebih besar ketimbang yang jauh dari permukaan tanah dan batang. Kualitas buah juga jauh lebih baik. 'Semakin dekat jarak buah ke permukaan tanah dan batang, buah lebih manis dan legit,' kata Pien Sanjaya, asisten direktur produksi PT Cengkeh Zanzibar di Kendal, Jawa Tengah.

Di sana Trubus melihat monthong yang muncul dekat permukaan tanah dan dekat batang bobotnya 13,5 kg. Jaraknya hanya 60 cm dari permukaan tanah dan 25 cm dari batang utama. 'Biasanya yang dekat batang berbobot 5-7 kg, yang jauh 3-4 kg,' ungkap Pien. Buah dikatakan jauh dari batang utama bila berjarak lebih dari 1 m. Untuk memperoleh buah di dekat permukaan tanah dan batang, Pien hanya mempertahankan dompolan bunga yang muncul di sana. Pada durian umur 3 tahun, yang dipilih ialah cabang pertama dari permukaan tanah. Satu dompol berisi 10-15 bunga. Bunga yang muncul ditempat lain dirompes.

Dengan alasan serupa Jerry Suwanto SSn, pemilik Ndeso Buah, di Karanganyar, Jawa Tengah, hanya mempertahankan bunga durian yang letaknya dekat batang utama agar menjadi buah.

Itu karena umur pohon sudah cukup dewasa, 8-9 tahun, sehingga lingkar batang utama sudah lebih besar daripada paha orang dewasa. 'Saat muda dulu, hanya yang dekat permukaan tanah yang dibuahkan. Sekarang karena diameter batang tambah besar agak jauh juga tak masalah,' kata perancang interior itu.
Efektif

Sejatinya, logika ala Newton itu sudah diterapkan pekebun di Thailand dan Taiwan. Pekebun durian di negeri Siam memotong pucuk batang utama durian agar sosok pohon tetap pendek sejak awal 90-an. Sebut saja di Supatra Land. Pohon durian umur 10 tahun di sana hanya setinggi 3-5 m. Tujuan utamanya agar perawatan pohon dan buah mudah. Panen pun gampang. Teknik itu ternyata bermanfaat ganda karena ukuran buah dan kualitas buah menjadi lebih baik.

Di Taiwan teori Newton digunakan pada jambu air dan belimbing sejak pertengahan 90-an. Di sana jambu air produksi komersial tingginya hanya 3-4 m. Bandingkan dengan jambu air di tanahair yang tumbuh meninggi dengan letak buah tidak beraturan. Di sana buah yang dipertahankan hanya yang dekat batang atau pada cabang yang kuat. Wartawan Trubus, Onny Untung, sempat mencicip jambu air di Taiwan pada 2003. Buah yang dipetik dari dekat batang berukuran besar, hampir 250 g. Rasa manis pun lengket di lidah. Pun belimbing, cabang buah bintang itu dibuat horizontal agar tidak tinggi.

Menurut Dr Ir Reza Tirtawinata, pakar buah di Bogor, sosok dan struktur tanaman yang ringkas dan kompak kunci keberhasilan Taiwan memproduksi jambu air. Pekebun di sana membuat jarak antara ujung akar dengan ujung tajuk daun sependek mungkin. 'Penyaluran air dan unsur hara dari akar ke tajuk efisien. Begitu juga hasil fotosintesis dari daun yang disalurkan ke seluruh bagian tanaman benar-benar efektif,' katanya.

Yang lebih menarik pekebun Taiwan mengatur pembuahan dengan teknik pengeratan batang. Pengeratan dilakukan dekat permukaan tanah, bahkan di bawah permukaan tanah dengan cara menggali tanah di sekitar batang. Lebar keratan hanya 0,5-1 cm. Pada saat luka berangsur sembuh mereka menimbun luka dengan tanah yang telah dicampur pupuk. Dari bekas keratan tumbuh akar baru yang menjadi jalan pintas penyaluran air dan unsur hara. 'Dengan cara itu aliran air dan hara lebih efektif lagi,' tutur Reza.

Tidak ada komentar: